Kali ini, bukan tulisan saya yang bakal nongol di blog ini, tapi sebuah cerita yang ditulis oleh temen saya, si Aam. Cerita yang bikin saya kepingin banget untuk memasukkannya di blog ini. Yang bikin saya kepingin situ pada baca. Alasannya? Keren. Itu aja. Yuk ah. Ini dia tulisannya :)
Namaku
Fadli. Rasaku mati kemarin sore, setelah kudapati kekasihku mengobral tubuhnya
riang dengan pria lain. Apa yang
kulihat, cukup membuat sel otakku membeku. Sesak, perih dalam hati. Yang
kutahu, segala ku punya, cinta.. kurasa sepenuh hati untuknya, materi.. terlebih
lagi berhamburan dalam saku, maupun bank. Belum lagi kendaraan yang kumiliki
tak begitu banyak orang yang punya, kupesan khusus dari luar negeri.
Tak lupa
hadiah yang kuberi tiap hari, khusus untuknya, dari berlian berbentuk cincin
yang kupesan dari paris, sampai asesoris tubuh dengan merk yang orang lain hanya
lihat dimimpi. Sampai hari
ini, yang kurasa hanya kehancuran.. pengkhianatan.. dan dendam. Aku
terlampau bingung. Masa depanku tak perlu ditanya.. Cerah hingga beranak tujuh
generasi. Gadis mana menolak bercinta denganku? Apalagi menikah. Sekarang
semua hampa. Apalagi cinta, aku pun terlanjur jijik mengingatnya.
***
Namaku
Dara, baru saja berpisah dengan kekasihku setelah dia melihatku bergumul
mesra dikamar tidurku dengan pria lain. Entah apa yang kupikirkan. Adalah warna
warni dari pijak dan langkahku. Entah apa
yang kurasa.. adalah kenyamanan sejak kumengenalnya, tak pernah kurasakan
kenyamanan seperti saat ini.. Jiwaku seakan ikut tersenyum menikmatinya.
Tak pernah
kupikir sebelumnya, ada pria lain yang begitu memesonaku, tanpa embel embel
kertas berangka, tanpa label masa depan nyata, tanpa berpikir bertahta
harta dan hidup layak. Yang kupikir hanya rasa… Yang
kupunya hanya cinta..
Segala yang
ia punya, hanya sekedar harta yang berbicara untuk cinta. Tak ada kata tulus
disana…
Sekarang
aku punya cinta.. tak perduli seperti apa.. karena saat ini aku menikmatinya…
***
Namaku
Bob, baru saja menjalin kasih dengan seorang wanita, yang telah lama aku tunggu
untuk kumiliki seutuhnya. Kemarin sore, saat yang tak disengaja, namun
membuatku lega, kekasihnya mendapati kami sedang bergumul mesra dikamarnya. Aku
seorang seniman gila katanya. Hidup sederhana, dan kujalani apa adanya. yang
kupunya hanya usaha membuatnya bahagia, bahagia yang tulus, bahagia atas rasa. Saat ini,
nanti dan harapanku selamanya, adalah menggenggam hatinya, menyiraminya hingga
berbunga. Terlalu sederhana mungkin, tapi aku percaya tiap langkahku, adalah
senyumnya.
***
Namaku
rasa. Saat ini aku sedang berbunga diatas hati yang baru saja bertautan. Senang
rasanya, bisa membuat mereka bahagia. Semoga saja aku tak lekas pergi karena
logika, semoga saja dunia nyata tak lekas membunuhku setelah sebuah kesadaran
pikiran sedang menyesal. Saat ini,
betapa indah hati mereka kusirami hingga berbunga, mungkin akan kucoba mendiami
nafas yang terbingkai ini. Semoga seperti apa yang mereka harapkan dan mereka
impikan.
***
Namaku moral. Entah apa peranku
saat ini. Begitu dilupakan, begitu murah dijual, biar saja, toh banyak
manusia yang lupa dirikku dengan alasan rasa. Seperti wanita itu, apa ia lupa
padaku? Apa lupa telah mengobral tubuhnya dengan cuma-cuma? Biar saja, mungkin
jika memiliki harga, ia tak lebih hanya penjaja tubuh. Ah aku tak perduli… Atau
pria kaya itu? Yang membuatku seakan membanjiri hidupnya, padahal tak
sedikitpun aku disentuhnya. Lupakanlah, bahkan pria satunya, sepertinya ia
cukup bangga bertelanjang diatas rasa.
Kini biar
aku dilupakan. Ada rasa disana, yang membuatku tak berharga. Aku akan
berdiri di etalase, dan dipajang indah untuk diobral. Menunggu siapa yang hendak
membeliku.
Biar manusia
berpikir untuk apa, bagiku, saat yang tepat memilikiku, adalah saat mereka
telah memiliki dirinya utuh, dan mencoba melangkah untuk hidup dan selanjutnya
mati. Biar mereka menjadi dirinya sendiri.. Tanpa beban, tanpa membebani. Manusia punya cara berbeda untuk memajang atau bahkan menutupiku…
Karena aku
hanya sketsa….
Arhamarsalan
gak ada yang lain ??
keren...bener!!
top markotop..!!
aku suka ini !!!