Pagi itu adalah pagi yang biasa bagi dia, tak ada yang spesial, sampai kedatangan seorang tamu yang,tidak di harapkan di pagi itu. Suara ketukan di pintu cukup untuk membuat dia menghentikan rutinitasnya untuk melihat siapa gerangan yang mengganggunya pagi itu. "Ada apa?", adalah kata yang diucapkannya pertama kali setelah membuka pintu. Terlihat di depannya seorang wanita paruh baya yang nampak rapi. "Benar anda Rizal?", tanya wanita itu. "Benar, dan tolong ceritakan pada saya apa maksud kedatangan anda di pagi ini, anda tau, saya memiliki banyak kesibukan, jadi tolong di persingkat saja dengan langsung ke tujuan!".

"Baik.Anda kenal orang di dalam foto ini??", tanya wanita itu sambil menunjukan sebuah foto. Seketika muka Rizal memanas, merah menahan amukan amarah yang nampaknya sudah begitu lama di pendamnya. Langsung pikirannya teringat kejadian 25 tahun lalu, saat dia baru berumur 6 tahun, saat orang dalam foto itu meninggalkan ia dan ibunya dalam kesengsaraan dan kesusahan. Masih teringat jelas, jerit tangisnya ketika di tinggal oleh orang itu, ia berlari mengejar sampai ke halaman rumah, teriak dan terus menangis. Saat itu, ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Yang ia ingat, sebelum orang itu pergi, terjadi keributan besar di dalam rumah, dengan amukan dan omelan disana sini, dengan segala racauan dan tangisan ibunya, lalu setelah itu,orang dalam foto itu menendang pintu,dan pergi keluar dengan membara.Reza mengejarnya,ia ingin di gendong,ia ingin di peluk, karna itu yang biasa orang itu lakukan sebelum keluar rumah. Tapi itu tak pernah terjadi. Bahkan sampai ia kuliah, orang itu tak pernah kembali lagi, sebuah penantian panjang untuk anak yang tak mengerti apa-apa. Dan saat ini, pagi ini, di depannya ada seorang wanita tua yang entah darimana, datang dengan membawa foto seseorang yang menggoreskan luka terbesar dalam hatinya. Foto ayahnya.

"Apa maksud anda datang ke rumah saya dengan membawa foto orang itu??", bentak Rizal. "Anda tau, saya sudah melupakannya tepat saat ia tak pernah kembali, dan sekarang anda kesini, membawa fotonya. Untuk apa??, oh saya tau, dia miskin y??, setelah tau saya kaya ia ingin meminta belas kasihan dari orang yang ia anggap anaknya??, persetan dengan dia!!!!", lanjutnya.

"Biarkan saya bercerita..", sahut wanita itu. "Halaah!!!!!, sudah cukup, tak ada lagi waktu tuk bercerita, sudah selesai, biarkan ia menderita. Ia miskin, ia susah, saya sudah tak perduli, sama sekali tak perduli, sekarang silahkan anda pulang, saya punya urusan yang lebih penting!!", bentak Rizal seraya hendak menutup pintu. Lalu wanita itu berkata, "Ia meninggal, 2 hari yang lalu ia meninggal. Depresi berat telah menghantuinya semenjak ia meninggalkanmu dan ibumu, hingga akhirnya, ia stress dan meninggal....". "Apa?...", Rizal terjatuh dan terduduk di lantai. Wanita itu melanjutkan ceritanya, "Kau tau betapa ayahmu memujamu, betapa ayahmu membanggakanmu di depan kluarga dan teman-temannya. Apa kau tahu, kalau dari mulai SD sampai dengan kuliah, ayahmu selalu memperhatikanmu dari jauh, ia ingin melindungimu, tapi di satu sisi, ia pun tak ingin kau tau, karna ia tkut..".

"Tapi kenapa???, kenapa ayah tak pernah datang??. Kenapa ayah tak pernah dateng kalau memang ia mnyayangiku??", tanya Rizal, ia mulai kacau. "Ada sebuah alasan yang mungkin tak bisa kau mengerti nak. Alasan yang membuat ayahmu tak bisa berada di sisimu selalu..". "Aku datang untuk menyampaikan ini dan juga pesan terakhirnya sebelum ia meninggal, ia membisikkan kata-kata ini tepat sebelum kematiannya, ia berpesan kalau ia sangat menyayangimu, ia memujamu, ia sangat banga memiliki anak sepertimu. Kau adalah segalanya dalam hidupnya. Ia bangga dengan pejuanganmu meraih mimpi-mimpimu, ia bangga dengan kerja kerasmu, ia bangga dengan semangatmu, ia bangga padamu nak. Percayalah, ia bangga padamu...".

Rizal terduduk, matanya panas. Kali ini ia menangis lagi, menangis keras, persis seperti saat ia di tinggalkan orang itu. Ia menangis... entah karna senang atau menyesal...

dedicated special fo my father,Banggakah kau padaku Pah?

SELESAI

Leave a Reply