Wanitaku, terkadang mengerti saja belum cukup agar bisa memahami cinta. Terkadang merasa jelas itu hanya sebuah ilusi, hiburan hati agar terjauh dari sedih. Wanitaku, sulit memang jika menjauhkan cemburu disaat jarak memisah.


Jarak yang terasa luas memisahkan semua rasa. Rindu yang menyiksa juga hasrat yang tertahan. Wanitaku, aku hadir saat ini tidak dengan niat menjadi luka dihatimu. Aku pun mengucap cinta bukan agar menjadi sakit. Aku mengucap cinta agar kau mengerti rasanya mencintai. Aku mengucap rindu agar kau mengerti bahwa jarak tak menghalangi rinduku. Aku pun senang mengucap sayang. Agar kau tahu bahwa terkadang sayang itu harus terucap.


Wanitaku, janganlah kau marah jika suatu saat aku tak ada. Bukan tak ingin, ataupun bosan. Ada saat aku menjadi orang lain, yang sibuk dengan hal lain.


Wanitaku, merasakah kau bahwa dalam setiap doa, hanya dirimu yang ku ucap? Doa agar kau selalu sehat, baik dan merasa cinta kepadaku? Merasakah kau dalam setiap doa yang terucap, aku selalu memintaNya menjaga dirimu, dalam tidur dan sadarmu, dalam diam dan gerakmu, dalam tangis dan tawamu. Dalam setiap hal yang kau lakukan.


Wanitaku, ketahuilah bahwa menjadi lupa itu mudah, namun melupakan itu sulit. Mungkin ada saat aku menjadi lupa kepadamu. Namun, tak pernah terlintas sedikit pun untuk melupakanmu.


Wanitaku, wanitaku dan wanitaku.. dengarlah seruan yang ku lantunkan untukmu. Seorang wanita yang ku puja, ku sayangi rupanya, dan ku tunggu sosoknya. Kau harus tahu, jika sampai esok nyatanya bayangku belum hadir dalam mimpimu, jangan kira bahwa semua harus berakhir. Terkadang, apa yang kita inginkan tidak sama dengan apa yang kita butuh. Begitupun dengan mimpi. Bayang ilusi.


Entah apa lagi yang bisa membuat kau percaya padaku. Merasakan cinta yang sama seperti yang kurasakan saat ini. Cinta yang terus membara, meskipun masalah terus mendera. Kau tahu? Aku tak peduli, bahkan mungkin tak mau peduli. Keadaan itu Cuma waktu, deraan itu Cuma cobaan. Aku kuat, aku bisa dan aku yakin mampu melewati semua ini.


Jika memang nyatanya aku harus melewati semua ini sendiri tanpa peluk dan senyummu, aku mungkin hanya sesosok pencinta yang merindukan kasih yang nyata. Bukan sebuah bayang yang mengundang lalu menghilang, pergi jauh dari hatiku.


SELESAI

One Response so far.

  1. Anonim says:

    Ada waktunya harus melupakan
    Ada waktunya harus dilupakan
    Jangan jadi terlupakan bila tidak ingin dilupakan
    Tapi menjadi tidak terlupakan lebih menyakitkan
    bagi yang ingin melupakan

Leave a Reply