Hai Pa!! sosok yang tak pernah ku lihat selama ini. Di 22 tahun hidupku yang begitu berliku, ga pernah sekalipun aku sempat memandangmu. Merasakan pelukmu, merasakan luapan amarahmu, merasakan sanjunganmu, seperti ayah teman-temanku.

Hey Pa!! aku begitu merindukanmu, meskipun aku tak pernah tau bentukmu. Aku merindukanmu hingga hati ini begitu perih ketika membayangkan sosokmu.

Pa, sering aku lihat foto papa dalam dompet dan membandingkannya denganku. Kita tak jauh berbeda, malah sama. Tapi kenapa kau tak pernah mau menemuiku? Ada sebuah perasaan terbuang dalam diriku jika sesaat ku ingat dirimu.

Pa, benar aku anakmu? Lalu kenapa kau seakan melupakanku? Bertahun aku menunggumu disini, bertahun aku mencari kabarmu. Apakah kau mendengar? Apakah kau merasa?

Pa, jika memang waktuku banyak untukmu, aku hanya ingin bercerita bahwa hidup ini tak selalu mudah. Apa lagi hidup kami. Aku harus melalui banyak waktu dengan kedewasaan yang di paksakan. Aku harus merelakan masa kecilku terambil sebelum waktunya. Aku harus bisa menerima saat dimana impianku akan pendidikan menjadi sebuah mimpi yang jauh untuk ku gapai.

Aku lelah Pa!! Aku cape. Rasanya ingin berhenti dari semua ini. Ada saat dimana semua terasa sulit. Ada saat dimana aku butuh kasih sayangmu, ada saat dimana aku butuh lecutan semangatmu. Banyak saat dimana ku butuhkan sentuhan lembut pelukmu namun kau tiada. Aku merasa sendiri. Sendiri dengan segala yang ku jalani.

Begitu sering ku menangis tengah malam saat semua mata terlelap hanya dengan harapan agar kau bisa menyambut hariku esok paginya. Banyak air mata yang keluar dikala aku melihat sekeliling anak yang begitu dekat dengan ayahnya. Entah sudah berapa banyak luapan emosi dan haru yang harus ku rasakan hanya karena kerinduan akan sosokmu.

Pap, jika memang waktunya tak sempat untukku menemuimu, untukku bertemu denganmu, aku hanya ingin kau tau, betapa mereka sangat membencimu, betapa mereka sangat menghujatmu, ingatlah dan sadarilah, aku begitu sayang padamu. kau tetap ayahku.

Pap, kurang lebih 1 jam dalam sehari aku meluangkan waktuku hanya demi memandang wajahmu dalam foto yang lusuh di dompetku. Momen disaat aku merasakan kehadiranmu yang terasa nyata, walau maya.

Pa, datanglah... Datanglah Pa!! Aku janji akan menjadi anak yang baik. Aku janji akan menjadi pribadi yang kau inginkan. Aku janji Pa.... Aku janji..

Aku sangat merindukanmu. Andai kau tahu!!

Aku begitu mencintaimu hingga pedihku rasanya tak adil hanya untuk menggambarkan betapa aku menginginkan sosokmu hadir malam ini.

Sumpah, aku membutuhkanmu disaat seperti ini. Saat dimana aku terjatuh dan merasa sendiri. Saat dimana beban ini tak mampu lagi ku tanggung sendiri. Aku membutuhkan ucapanmu, teriakanmu, bentakanmu agar aku tidak menyerah dan bisa bangkit dari masa terburuk ini.

Jika memang sulit, beri aku satu jam. Satu jam yang sangat bermakna dalam hidupku. Satu jam yang akan terasa membahagiakan jika pada akhirnya aku bisa melihatmu, berbicara denganmu dan menangis di pelukmu. Beri aku satu jam itu walau kematian yang menjadi bayarannya.

Datanglah Pa, lalui segala yang semestinya kita lalui. Jalani segala yang memang menjadi jalan kita. Aku merindukanmu, hanya sosokmu. Dan kasih sayangmu..


Sekencang apapun dayaku untuk membencimu, aku tetap tak bisa menipu diri untuk mengatakan aku menyayangimu.

One Response so far.

  1. Anonim says:

    Duh...., gw trsntuh dweh!!!!MP

Leave a Reply