Jadi, disinilah aku. Diam terpaku diantara dua sisi dan pilihan. Depanku terdapat surga. Belakang, jelas neraka. Didepanku, sejauh mata memandang, terlihat kehijauan dan hawa dingin yang mengundang untuk masuk dan ikut menikmati segala tawaran disana. Tepat dibelakangku, menari-nari bola api dengan lidah yang sedari tadi menjilati betisku. Tentu saja panas. Menakutkan? sudah barang pasti. Karena dasar itulah aku enggan menoleh kebelakang. Entah godaan apa yang akan aku hadapi nanti. Takut kalau sampai aku tergoda dan malah terperosok ketimbunan bara yang menyala jalang.
Iya, sebenarnya ingin kusudahi kebingungan ini dan berlari menuju surga. Tetapi sumpah, kaki ini sulit digerakkan. Entah lumpuh atau malah dilumpuhkan. Tahu apa yang sedari tadi kulihat? Setan yang menari-nari girang. Malaikat yang memandang hina kearahku. Bisa kau bayangkan ribuan batu beterbangan tak tentu arah dengan api sebagai ekornya? Itu yang terjadi selama aku berdiri disini. Berdiri berapa lama? Tak tahu. Dan bahkan aku tak mau tahu.Semakin banyak yang aku tahu, semakin banyak pula pertanyaan yang berputar dikepalaku. Kenapa, mengapa, ada apa dan siapa.
Terlalu cepat rasanya jika kukatakan tempat ini adalah akhirat, tapi terlalu yakin juga jika kubilang ini cuma mimpi. Jangankan kalian, aku saja bingung menyebut tempat ini. Tempat dimana ratusan malaikat dan iblis berkumpul. Tempat dimana ditawarkan surga dan memberikan neraka. Tempat aku hanya bisa berbicara dengan hati. Pakai hati, bukan mulut. Garis bawahi!
Pernah membayangkan disuatu malam kau terlelap dan sejurus kemudian kau terbangun dengan kaki yang kaku dan bibir yang kelu? Berdiri bersampingan dengan surga dan neraka? Pernah? Terbersit pun tidak. Belum. Sama denganku. Aku terlalu sibuk dengan urusanku. Aku terlalu malu memikirkan tempat asalku. Aku? Kita. Itulah kata ganti yang tepat. Kenapa kita? Ah, kan sudah kubilang, semakin kau tahu banyak, semakin banyak pula pertanyaan yang berputar dikepala. Sudahlah... Lebih baik tak tahu, daripada kau tahu dan sekejab lidahmu kelu.
Tapi bagaimana bisa siap jika tenagamu berkarat? Tak perlu bersiap, jika pada akhirnya kau ingkar dengan apa yang kau persiapkan. Bawalah bekal secukupnya. Dan jangan bertanya. Tak ada pertanyaan yang memiliki jawaban disini, tapi jawablah!! Karena setiap pertanyaan disini menuntut jawaban.
Persiapkan bekalmu dengan baik. Simpan dari sekarang ditempat yang kau ingat. Kita tak pernah tahu kapan perang terjadi kan? Ketika perang terjadi, siap tidak siap, bekalmu adalah penjaminmu. Jangan menghapal, tapi mengingat. Tak perlu belajar, namun pelajari segala hal. Jangan pernah bertanya. Kau bukan siapa-siapa. Kewajibanmu hanya menjawab, menjawab dan menjawab.
Jangan menangis, kalau kau tak pernah membawa bekal. Tak perlu segala sendu dan penyesalan, jika dadamu berkata bukan. Ini tidak main-main, maka jangan pernah mempermainkan. Ini bukan dunia, maka selesaikan duniamu.
Jadi, disinilah aku. Masih menunggu. Entah esok, entah lusa, atau malah selamanya. Entah surga, entah neraka, atau malah tidak diterima. aku tak mau tahu. Semakin banyak tahu, aku semakin takut.
SELESAI
tulisan yang menarik...membuatku lebih giat belajar
salam kenal
Jika tidak mau menunggu akhiri saja
Jika ingin tahu surga atau neraka mintalah cepat pulang
Jika takut deritamu...