Di tempatku airnya mati, hingga tak bisa mencuci diri. Airnya mati dari semalam, imbasnya tak bisa buang air siang malam. Dampaknya, kamar mandi menjadi ruangan mati. Tak ada nafas di sana. Para pekerja tidak bisa menikmati indahnya membuang tai
Di tempatku kamar mandinya rusak, efeknya pekerja menjadi blangsak. Perut jadi tak enak, kentut baunya tak enak, kandung kemih pun juga tak enak. Serba tidak enak. Tapi mau apalagi? "KAMAR MANDI RUSAK". Begitu bunyi tulisan di pintu kamar mandi dengan banyak tanda seru. Tanpa banyak tanda seru, kami pun tahu bahwa ini akan menjadi seru.
Menahan buang hajat karena terpaksa itu seru. Badan jadi keringetan, duduk pun tak tenang, apalagi bekerja. Seru. Seru. Seru. Saru.
Kamar mandi rusak, airnya mati. Kalau memang rusak, mengapa tidak diperbaiki?
Kamar mandi rusak, airnya mati. Ah, hasrat kami mendesak, masa harus menahan tai?
Sudah kubilang belum kalau kamar mandinya rusak, lalu airnya mati? Jadi tidak bisa cuci muka dan gosok gigi. Membasuh luka, menutup hati. Air menghilang entah kemana.
Jika tak berniat kembali, berikan pesan. Jika memang mati, dimana kau simpan surat warisan?
Surat wasiat? Iya, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, air mati seharusnya meninggalkan warisan. Warisan? Lalu apa yang ditinggalkan manusia?
Manusia mati meninggalkan dosa. Manusia mati meninggalkan borok. Manusia mati meninggalkan koreng. Manusia mati meninggalkan hutang. Manusia mati meninggalkan aib. Manusia mati meninggalkan beban. Manusia mati meninggalkan busuk. Manusia mati meninggalkan topeng. Manusia mati meninggalkan kebencian. Manusia mati meninggalkan pencitraan. Manusia mati meninggalkan busuk. Manusia mati meninggalkan tai. Iya!! Tai berwarna hijau, yang keluar saat dimandikan terakhir kalinya. Karena itu kita butuh air.
Karena itu air harus membuat warisan jika dia mati. Kepada siapa tugasnya dilimpahkan. Siapakah penerus estafet air. Kemana harus mencari pengganti. Apa yang air tinggalkan untuk kita.
Boleh saya simpulkan? Paling tidak air berharga. Lebih berharga daripada harga manusia. Air mati malah dicari. Manusia mati? Kalau bisa malah disumpahi.
Derajat air memang lagi bagus akhir-akhir ini. Apa lagi semenjak isu pemanasan global.
Derajat manusia malah semakin jelek. Apa lagi setelah kenal sifat binatang, sifat setan. Saudaranya setan.
Oh iya, di tempatku kamar mandinya rusak. Sudah rusak airnya mati. Hari ini rusak, besok rusak, akhirnya betah rusak. Rusak kok betah? Ah, jangan meniru sifat manusia.
Iya, di tempatku kamar mandinya rusak. Mudah-mudahan nurani tak ikut rusak.
Di tempatku airnya juga mati. Semoga hati kecil tak ikut mati.
SELESAI
Mungkin air terlalu lelah untuk mengalir
Telah banyak yang dirampas tanpa terimakasih
Manusia terlalu serakah akan keinginannya
Jangan salahkan airnya jika mati