"Dinda.." Panggil Ray. Gugup.
"Iyaaaa.." Gadis itu membalas manja.
"Uhm.. Kita.. Kita kan udah lama sama-sama.."
"Kita.. Kita juga udah lama ngelewatin hari bareng-bareng nih.."
"Iya.." Dinda membasahi bibirnya. Matanya sayu.
"Aku juga udah nyaman banget sama kamu.. Kalo aku perhatiin, kamu juga ngerasain hal yang sama.." Keringat dingin menetes di dahi Ray.
"Hihihihi.. Iyaaaa"
"Uhm.. Dinda.."
"Apaaaa.. Sini sebentar" Dinda menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Karuan saja Ray semakin salah tingkah. "Din.. Kamu.." lanjut Ray, ia menggigit-gigit bibir bawahnya.
"Iya... Kenapa sih Ray? Huhm? Mau ngomong apah?" Kali ini suara Dinda terdengar dalam dan seksi. Tangannya mulai menyapu paha Ray. Deg!! Lelaki itu melihat keadaan sekitar. Sepi. Sial! Kalo gue ngeladenin bisa gawat nih!" Batinnya.
"Ngomong aja Ray.. Pasti Dinda dengerin. Hayooo ngomong.. Eh ngomong-ngomong di sini panas ya?!" Dinda melepas jaket yang melekat di tubuh montoknya yang dibarengi dengan terciumnya aroma tubuh gadis itu. Sensual.
"Tapi.. Kamu jangan marah sama aku ya!"
"Ya ampuuun.. Mana mungkin sih aku marah sama kamu?" Dinda mengacak-acak rambut Ray, padahal rambutnya sudah tertata rapi. Mengkilat. "Apa sih Ray?"
"Aku.. Aku suka sama kamu.." Walau pelan, terdengar hembusan nafas lega dari Ray.
"Terus..." Sapuan tangan Dinda berhenti di paha atas Ray. Sejenak, nafas lelaki itu terhenti. Bangke!!
"Aku mau kamu jadi pacar aku.." Ray mulai bisa menguasai dirinya, meskipun belum bisa menguasai sapuan tangan Dinda di pahanya.
Dinda tersenyum nakal, matanya mengedip. Di tariknya kerah baju Ray. "Cuma pacar nih Ray? Yakin?" Wajahnya mendekat. Wajah mereka berjarak tak sampai sejengkal. Ray bisa melihat belahan dada Dinda dengan hanya sedikit merunduk.
"Te.. te.. terus kamu maunya apa Din?"
"Kalo kamu punya keberanian, nikahin aku Ray. Nikahin aku!!" Dinda berbisik pelan, yang membuat berdiri bulu roma Ray. Badannya langsung dingin, wajahnya pucat.
"Yah.. Nikahin aku yah.." Dinda mengarahkan bibirnya ke bibir Ray. Lelaki itu mulai menyadari sinyal yang diberikan hingga akhirnya...
"HOOOOOOY!!! Ngelamun aje lu!! Cepet jalan nyok, pacar gue ga jadi nyamper nih!" Teriak Dinda, gadis cantik yang tinggal di sebelah rumah Ray.
"Mau kemana nih?" Ray menyalakan motornya.
"Muter-muter komplek aja ah. Ngebetein tuh pacar, udah ditungguin malah ga dateng!"
"Iye dah.." Ray memegang celananya. Basah..
Nyempung got ya? sampai ber-basah2an
Nyemplung dalam dunia pikirannya. #tsaaaah
Kayaknya diilhami dari kisah nyata ini?:D:p
hihihi..
ternyata cuma imajinasi toh..:D