Malam ini aku masih berdiri di warung butut dekat taman kota ditemani hujan yang dengan sendu menurunkan detil airnya. Tangan kananku memegang botol kecil smirnoff, tangan kiriku dengan erat mendekap batang rokok yang entah sudah keberapa, sementara pikiranku terus melayang menuju satu memori. Satu wajah. Dirimu.

Aku tahu bahwa pesona alkohol ini sudah mulai mengganggu kestabilan cara berdiriku. Juga membuat kepalaku terasa sedikit pusing. Mulai berhalusinasi. Mereka bilang mabuk. Tapi bukan itu yang membuatku mau berdiri disini, hujan-hujanan ditengah malam. Bukan karena sekedar alkohol yang mempengaruhi motorikku. Adalah kau. Pesonamu, tingkah lakumu, dan kenangan. Iya, aku suka kenangan indah itu.

Sekedar mengingatkan jika kau lupa, ini tempat dimana pertama kali kita bertemu. Saat itu senja, menjelang maghrib. Kau duduk disana, entah sedang apa. Dan aku, dengan naluri lelaki, berjalan menghampirimu, sekedar bertegur sapa. Basa basi untuk selanjutnya berkenalan dan saling memiliki, kata lain pacaran.

Dalam satu kesempatan sebelum kau berlalu mengejar apa yang kau idamkan, aku pernah bilang bahwa disini, di warung butut didekat taman kota, aku akan menunggumu kembali. Aku mencoba menjadi peristirahatan terindahmu dari segala kepenatan duniawi, dari segala permasalahan manusiawi. Aku berkata akan menjadi sandaran hatimu jika suatu saat kau lelah dan ingin ku peluk. Ditempat ini, aku akan selalu menunggumu. Kembali.

Sudah menginjak tahun kedua sejak aku menunggumu di warung butut dekat taman kota setiap malam. Menunggu dengan harap siapa tahu kau ingat tempat ini dan datang kesini. Untuk sekedar mengingat kenangan dan menyegarkan ingatanmu tentangku, seorang pria yang tak pernah lelah menanti belahan jiwanya. Dua tahun penantian ditemani hembusan angin yang membekukan tulang, deraian hujan yang membasahi angan, juga silaunya rembulan yang seakan menertawakan. Aku menunggumu. Bukan dengan pamrih, tapi lirih.

Sepertinya malam ini sama dengan malam yang sudah-sudah. Penantianku terhadapmu kembali tak berbekas, tak berbalas. Namun ku tak menyerah. Selama masih ada keyakinan yang membumbung dalam diriku, selama itulah aku kan selalu menunggumu. Menantimu. Disini.

note : sambil dengerin ini feelnya lebih dapet! klik disinih!!
SELESAI

Leave a Reply