"Mustinya ga begini!! Endingnya ga seperti ini!!"

"Dari awal kan aku udah bilang, ceritakan yang sebenar-benarnya, jangan ada yang disembunyiin!! Jangan ada yang dibuang. Tapi malah melenceng jauh!"


Kilat menyambar, membuat seram hujan yang sedari tadi turun membasahi tanah. Lelaki itu melepaskan pandang ke tanah lapang yang berada di sekitarnya. Malam menjadi temaram, suram. Teriakan lelaki itu berbarengan dengan suara ayunan cangkul yang membentuk irama.

Suara lelaki itu menderu. "Kalau sudah begini hidupku jadi tak tenang. Selalu dibayangi kenyataan yang kau sembunyikan. Bangsat!!" Terengah-engah, nafasnya naik turun. Peluh, tanah dan air hujan menyatu dikulitnya.

"Huh, lucu sebenarnya. Gara-gara begini aku harus kesini tengah malam, cuma demi meluruskan apa yang kau sampaikan. Hahahahahaha.. tapi ya sudah. Sudah telanjur, kalau begitu aku lanjutkan." Kembali lelaki itu mengayunkan cangkulnya dalam-dalam. Tanah basah melompat kemana-mana. Sudah jelas mengotori tubuh si lelaki.

"Hei! Bangsat!! Aku bisa menerima buku pertamamu, kedua juga bisa, ketiga apalagi. Tapi kenapa hanya berakhir di situ? Masih ada yang harus kau selesaikan. Harus kau luruskan!!"

Dia merunduk, mengangkat sesuatu. Tubuh manusia. Dihempaskan tubuh itu ke tanah.

"Akhirnya kutemukan dirimu!! Hayo bangun, cepat tanggung jawab!! Bangun!! Jangan cuma tidur!"

"Hei pacar, masa kau melewatkan bagian terbaik cerita kita di bukumu? Mengapa harus kau sembunyikan? Coba katakan!! Heh! Katakan!!" Lelaki itu mencekik kemudian mengguncang-guncang tubuh wanita itu.

"Ah, tapi kau diam saja. Ga seru! Dasar pacar sialan!" Dihujamkan cangkul berkali-kali.

"Kenapa kau lalu mati? Masih banyak hal yang belum kau ceritakan, masih banyak kisah kita yang belum terungkap. Dan kau matiiiii!!!!" Mendadak emosi lelaki itu berubah. Dia menangis, meraung-raung di tengah hujan. Kali ini dipeluk tubuh wanita itu.

Sambil memeluk tubuhnya, dia menciumi mayat wanita itu dan menggendongnya. Kemudian melemparkannya kedalam tanah yang tadi dia gali.

"Ah, kau sudah mati. Tak ada guna juga. Dan cerita ini juga harus berakhir, meski aku tak pernah mengharap selesai sampai di sini. Bangsat kau!"

Dia terjatuh. Lelaki itu menghujamkan pisau ke perutnya sendiri.

Leave a Reply