Kepalaku pusing, sisa alkohol semalam masih terasa iramanya di otakku. Di hadapanku, lima botol kosong yang tertata tak karuan. Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya kembali, kuajak kaki menuju kamar mandi. Kali ini mual yang terasa. Harus dikeluarkan.
Melewati meja TV, tak sengaja pandanganku tertuju pada bingkai foto yang berdebu. Tebal hingga tak terlihat gambar dibaliknya. Oh iya, itu adalah foto ibu dan bapakku. Orang tua yang kini bahkan tak mau lagi menganggap aku sebagai anaknya. Kejadian setahun lalu membuat hubungan keluarga diantara kami menjadi hilang. Bak kucing buduk, ibu dan bapak mengusirku dari rumah sambil membentak setelah sebelumnya melemparkan tas berisi pakaianku. Ibu menangis, bapak terus menendangku sampai pintu pagar. Duh..
Idealnya, ada seseorang yang membuatkanku kopi di pagi hari begini. Iya, aku berbicara soal istri. Ah, namun semakin sering membicarakn dia, semakin menyesal saja hati ini. Tiga bulan lalu, istriku pergi dari rumah, membawa serta anak kami yang masih berusia bulan. Kekasaranku membuatnya tidak betah. Siapa juga yang betah bila dikasari, dipukuli, atau dicaci maki? Satu hal yang kusesali sekarang. Eh tapi percuma juga, wong dianya ga balik lagi.
Dan idealnya lagi, harusnya aku bekerja seperti orang kebanyakan. Tapi aku tidak. Terakhir, aku dikeluarkan karena membuat salah seorang karyawan gegar otak. Masalah sepele, namun emosiku rumit. Jadilah aku pengangguran, lebih tepatnya preman pasar.
Terkadang, aku menyesal harus terlahir di dunia ini, hanya menunggu saatku mati. Tidak berguna bahkan untuk diriku sendiri. Mau mati pun sulit, karena ternyata aku masih punya rasa takut.
Belum selesai muntahku, badanku limbung, terjatuh di kamar mandi. Lemas. Mendadak semua gelap. Bahkan untuk saat seperti ini saja aku tidak bisa apa-apa. Tuhan, harus apa aku? Harus berbuat apa?
Disaat seperti inilah aku merasa sangat hina. Iya, inilah aku tanpaMu, Tuhan.
Gelap total menyelimuti mata, tubuh dan hatiku.
"Iya, inilah aku tanpaMu, Tuhan." --> Setuju!
ini bener bgt.. T_T
Melissa => makasih ^^
Wenny Wardilla => aku pun merasa demikian :)
Ini baru mantap...
Tuhan memang segalanya bagi kita umat-Nya...
aku takuut,,,
Robertus ==> Makaish ya :)
Arivin ==> Aku juga --"