Jadilah milikku, mau?

Sore ini kita harus ketemu di tempat biasa. Aku ga peduli sama kesibukan kamu. Pokoknya harus dateng. HARUS!!

Sore hari, di sebuah cafe di pusat kota. Aku mencari orang yang dari siang tadi mengirimkan berpuluh sms berisi sama. Sms dari Nia, pacarku. Kulemparkan pandanganku ke sekeliling cafe, mencari kehadirannya.
"Terus aja kayak gitu!! Di biasain. Dikit-dikit ngambek! Maunya apa sih kamu tuh?"

"Dih, kok jadi kamu yang emosi?"

"Ya iya aku emosi. Apa bener kayak gitu? Teriak-teriak ga jelas di tempat umum. Ngambek dari pagi. Pikir dong Nia!!"

"Kamu marah-marahin aku?"

"Selama kamu kayak anak kecil gini, aku bakal marahin kamu. Ga lucu tau!! Ga sadar umur banget sih!"

"Oh gitu.. Oke!!" Nia bergegas pergi. Diambil tasnya dan berjalan keluar cafe. Sementara para pengunjung lain memperhatikan kami.

"Nia, eh tunggu!! Nia!" Tarikan tanganku malah dibalas dengan cakaran di lengan.

"Bodo amat! Kamu jahat!!" Nia terus berjalan.

"Nia!!"

Sambil terus berjalan, Nia terisak.

"Nia, aku tau kok sebenernya apa yang bikin kamu marah."

Nia memperlambat jalannya.

"Hari ini kamu ulang tahun kan?"

Nia tersenyum, meskipun rasa kesal belum juga hilang. "Kalo udah tau, terus kenapa kamu belaga bego?"

"Ya kejutan kan namanya.." Balasku sambil mendekati.

"Gitu doang kejutannya?" Kini Nia menghentikan langkahnya.

"Ada lagi sih. Asal kamu mau balik badan."

Nia membalik badannya. "Apa kejutannya?"

Aku sibuk mencari-cari barang yang kutaruh di saku celanaku. "Tadi ada deh" Masih terus mencari. "Oh, nih dia"

"Lama deh kamu tuh!"

"Nih udah nih. Uhm.. Nikah yuk! Jadilah milikku gitu. Mau?" Pintaku sambil membuka kotak kecil berisi cincin kepadanya.

Nia tersenyum. Manis.