"Aku dimana nih?" tanya Ira begitu ia menyadari keadaan sekitarnya. Ira berada di ruangan sempit nan pengap, dengan pencahayaan minim. Bau apek menyeruak di udara, tercampur bau lembab hujan. Di sebuah meja besar dan panjang, wanita itu terikat kencang. Jangankan bangun, untuk menggerakkan punggungnya yang pegal saja sulit.

"Udah bangun. Ra?"
 
Ira memicingkan matanya. Suara yang ia sudah kenal. "Rizal? Rizal kan? Apa-apaan nih?" tanya Ira setelah memastikan orang yang di maksud.
 
"Uhm.. apa ya? Balas dendam? Bukan ah. Terlalu kejam. Ini cuma permainan aja kok. Permainan yang bisa bikin aku seneng." Jawab Rizal. Ditangannya ia sedang memainkan pisau lipat.
 
"Kamu mau ngapain? Jangan macem-macem deh!!"
 
"Pssst.." Tangan kanan Rizal menutup mulut Ira sementara tangan kirinya mulai mengiris sesuatu dengan pisau lipatnya. Darah mulai keluar, tidak deras namun kental. Ira meronta-ronta menahan sakit, teriakannya tertahan tangan Rizal yang masih menutup mulutnya. Setelah selesai, lengan kanan Ira berlumuran darah. Ira menangis, menahan sakit.

"Sakit? Ini baru mulai.." Rizal menyeringai. Setelah itu secara spartan Rizal mengiris-iris kedua lengan Ira hingga lantai dipenuhi darah segar. Di ruangan sempit nan gelap itu, yang terdengar sekarang hanya teriakan Ira menahan sakit. Puas mengiris-iris, Rizal mengambil gunting kuku. Tujuannya adalah kuku-kuku Ira, baik tangan maupun kaki.
 
"Jangan berisik yah! Teriaknya pelan-pelan aja." Bisik Rizal di telinga Ira. 

Puas melakukan penyiksaan ditubuh Ira, Rizal duduk. Sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, ia mempersiapkan "sajian" terakhirnya.
 
"Ini yang pamungkas, Ra. Abis ini kamu ga bakal ngerasain sakit." Ira sudah tak kuat berteriak, yang ada kini ia hanya menangis menahan sakit. Tangisannya menjadi menyeramkan ketika melihat benda yang diambil Rizal.
 
"Sebagai sajian terakhir, ijinkan aku mulai membagi tubuhmu menjadi beberapa bagian" Sahut Rizal menghujamkan golok ke arah Ira.
 
***

"Ira.. Ira.. padahal udah berkali-kali aku bilang kalo aku cinta sama kamu, eh malah kamu ludahin aku di depan temen-temen waktu itu. Iya, aku tuh cuma mau kamu. cuma mau dibales cintanya sama kamu. AKU MAUNYA KAMU!!!!"
 
Rizal berteriak di depan mayat Ira.

5 Responses so far.

  1. x_x *baca sambil pegang lengan sendiri*

  2. Anonim says:

    sereeeeeeeeeeeem!!!
    tapi keren sih! :D

  3. Rachma ==> liat itu tangan cobe, berdarah ga? :p

    no name => makasih kakak!! :))

    Ieda ==> aku jugaaaaaaa!!! *taruh autotext ketakutan di sini*

  4. Anonim says:

    bisa ray

Leave a Reply