Ah nona, tak terasakah sempitnya dunia kala kaos itu memeluk erat tubuhmu? Aku tak mampu membayangkan jika aku yang berada didalamnya.
Iya, sudah hampir pasti aku mimisan. Bisa putih bisa
merah. Bisa melalui hidung, bisa pula lewat burung. Kaosmu terlalu ketat, nona.
Dan celanaku mendadak sesak.
Nona manis berbibir tipis, jangan buat libidoku meringis.
Aku memang tak berani tuk memegang, namun setan berteriak kencang kala kau
meregang.
Ah nona, maafkan otakku yang hanya berisi nafsu. Salah
sendiri kau tonjolkan itu susu. Nona manis jangan marah, toh ini sajak hanya
berisi kata-kata sampah.
Daripada berpikir yang tidak-tidak dan habislah kantung
spermaku, lebih baik kutulis sajak yang berisi suaraku. Daripada tidak bicara
namun muncul jerawat, lebih asyik jika kusampaikan lewat sajak yang kunyanyikan
bagai shalawat.
Ya shalawat nafsu, shalawat tabu. Salahmu sendiri membuat
nafasku menderu.
Ya shalawat nafsu, shalawat tabu. Lain kali tolong
pakailah baju yang punya malu.
Ah nona, kapan lagi kita bertemu? Aku ingin merasakan
sensasi berperang dengan hawa nafsu.
ah...
aku suka sajak mu
penuh napsu...
sukses ray...
hahahahahh.. makasih kaka Brian :)
wow... galau tak berujung... tp ini lebih vulgar....
sebagian pikiran laki2 sama, menyukai sesuatu yang berlebihan...
kereeen