http://patungdistro.files.wordpress.com/2010/04/dsc00473.jpg







Ah nona, tak terasakah sempitnya dunia kala kaos itu memeluk erat tubuhmu? Aku tak mampu membayangkan jika aku yang berada didalamnya.

Iya, sudah hampir pasti aku mimisan. Bisa putih bisa merah. Bisa melalui hidung, bisa pula lewat burung. Kaosmu terlalu ketat, nona. Dan celanaku mendadak sesak.

Nona manis berbibir tipis, jangan buat libidoku meringis. Aku memang tak berani tuk memegang, namun setan berteriak kencang kala kau meregang.

Ah nona, maafkan otakku yang hanya berisi nafsu. Salah sendiri kau tonjolkan itu susu. Nona manis jangan marah, toh ini sajak hanya berisi kata-kata sampah.

Daripada berpikir yang tidak-tidak dan habislah kantung spermaku, lebih baik kutulis sajak yang berisi suaraku. Daripada tidak bicara namun muncul jerawat, lebih asyik jika kusampaikan lewat sajak yang kunyanyikan bagai shalawat.

Ya shalawat nafsu, shalawat tabu. Salahmu sendiri membuat nafasku menderu.
Ya shalawat nafsu, shalawat tabu. Lain kali tolong pakailah baju yang punya malu.

Ah nona, kapan lagi kita bertemu? Aku ingin merasakan sensasi berperang dengan hawa nafsu.

5 Responses so far.

  1. ah...
    aku suka sajak mu
    penuh napsu...

    sukses ray...

  2. hahahahahh.. makasih kaka Brian :)

  3. fanabis says:

    wow... galau tak berujung... tp ini lebih vulgar....

  4. Anonim says:

    sebagian pikiran laki2 sama, menyukai sesuatu yang berlebihan...

Leave a Reply